Senin, 21 September 2009

turunnya alqur'an (pertama kali)

Sudah kita ketahui bersama bahwa kebanyakan dari kaum
muslimin memperingati turunnya Al Qur'an pada malam 17
bulan romadhon. Berikut ini adalah nukilan dari kitab
Rahiqul Makhtum oleh Syaikh Shafiyurrohman Mubarakfury
(yang diterjemahkan dalam Sirah Rasulullah dan diterbitkan
oleh beberapa penerbit) tentang perbedaan pendapat dalam
menetapkan awal bulan Allah memuliakan beliau dengan
nubuwah dan menurunkan wahyu.

Kata beliau :
Diantara mereka (pakar sejarah) lebih banyak yang
menetapkannya pada bulan Rabi'ul Awwal.
Sebagian golongan yang lain menetapkannya bulan Ramadhon
Dan golongan yang lain menetapkannya pada bulan Rajab
(lihat Mukhtashar Siratir Rasul oleh Syaikh Abdullah bin
Muhammad bin Abdul Wahhab an Najdy hal 75)

Sementara Syaikh Mubarakfury menguatkan pendapat kedua
yaitu pada bulan Ramadhan, yang hal ini dikuatkan oleh
firman Allah :
1. Bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan
(permulaan) Al Qur'an (Al Baqarah : 185)
2. Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al Qur'an) pada
Lailatul Qadr (Al Qadr : 1)
sebagaimana yang sudah diketahui bersama, lailatul Qadar
adalah pada bulan Ramadhan. Inilah maksud dari firman
Allah : Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam
yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi
peringatan (Ad Dukhan:3). Karena saat itu beliau berada di
gua Hira, berarti Jibril turun disana, sebagaimana yang
sudah diketahui.

Ada pula perbedaan pendapat diantara para pakar tentang
penentuan harinya dari bulan Ramadhan. Ada yang
berpendapat :
1. pada hari ketujuh
2. pada hari ketujuh belas
3. pada hari kedelapan belas
(lihat Mukhtashar Siratir Rasul oleh Syaikh Abdullah bin
Muhammad bin Abdul Wahhab an Najdy hal 75)

Syaikh Mubarakfury menguatkan pendapat yang menyatakan
pada tanggal duapuluh satu, sekalipun beliau tidak melihat
orang yang menguatkan pendapat ini. Sebab semua pakar
sejarah sejarah atau setidak-tidaknya mayoritas diantara
mereka sepakat bahwa beliau diangkat sebagai rasul pada
hari senin. Hal ini diperkuat riwayat para imam hadits,
dari Abu Qatadah Radhiyallahuanhu bahwa Rasulullah
Shallallahu alaihi wasalaam pernah ditanya tentang puasa
hari senin. Beliau menjawab, "Pada hari inilah aku
dilahirkan dan pada hari ini pula turun wahyu (yang
pertama) kepadaku." dalam lafazh lain disebutkan, "Itulah
hari aku dilahirkan dan pada hari itu pula aku diutus
sebagai rasul atau turun kepadaku wahyu," Lihat shahi
muslim 1/268; Ahmad 5/299; Al Baihaqy 4/286-300; Al Hakim
2/602.

Hari senin dari bulan Ramadhan pada tahun itu jatuh pada
tanggal 7, 14,21 dan 28. Beberapa riwayat yang shahih
telah menunjukkan bahwa lailatul qadar tidak jatuh kecuali
pada malam-malam ganjil dari sepuluh hari terakhir dari
bulan Ramadhan.
Jadi jika kita membandingkan antara firman Allah,
"Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al QUran) pada Lailatul
Qadr," dengan riwayat Qatadah bahwa hari diutusnya beliau
sebagai rasul jatuh pada hari senin, serta berdasarkan
penelitian ilmiah tentang jatuhnya hari senin dari bulan
Ramadhan pada tahun itu, maka jelaslah bagi kami bahwa
hari diutusnya beliau sebagai rasul jatuh pada malam
tanggal dua puluh satu dari bulan Ramadhan.
-selesai-
~~~~~~~~~~~~
Sebaik-baik pengikut adalah pengikut Rasulullah sholallahu
'alaihi wasalaam,
sejelek-jelek pengikut adalah pengikut hawa nafsu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar